Potensi Karet Rakyat Untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat

            Desa Sika Makmur dan Desa Segoi termasuk ke dalam kecamatan Long Mesangat. Kedua desa tersebut adalah desa transmigrasi sejak tahun 1992. Sebagian besar masyarakatnya pekebun karet dan kelapa sawit.

            Pohon karet berasal dari bibit yang dibagikan oleh Dinas Perkebunan tahun 2007. Umur pohon karet tersebut sudah mencapai 7 – 15 tahun yang artinya telah memasuki usia produktif. Umumnya, pohon karet bisa mulai disadap pada umur 6 hingga 25 tahun.

            Berdasarkan hasil pemetaan konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin bersama masyarakat, potensi luas kebun karet di Desa Sika Makmur sekitar 115 ha, sedangkan di desa Segoi Makmur sekitar 169 ha. Pohon karet tersebar di pekarangan, lahan usaha dan tanah restan. Sayangnya, potensi karet belum dikembangkan secara optimal, baik dari segi pemeliharaan pohon, penorehan, pengolahan pasca panen, hingga pemasarannya.

            Melihat adanya potensi yang belum optimal tersebut, maka konsorsium bekerja sama dengan PT Multi Kusuma Cemerlang (satu-satunya pabrik pengolahan karet di Kalimantan Timur) serta mendapat dukungan juga dari Dinas Perkebunan Kutai Timur untuk melakukan sosialisasi tentang karet kepada para pekebun dan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) pada tanggal 20 September 2022, di desa Segoi Makmur.  

            Dalam sosiasilasi tersebut, Dinas Perkebunan menyampaikan persyaratan dan tata cara pembentukan UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar) yang mengacu pada Permentan (Peraturan Menteri Pertanian) No. 38/Permentan/OT.140/8/2008.

            Selain itu, ada manfaat yang bisa didapatkan oleh pekebun dengan menjadi anggota, di antaranya mendapatkan bimbingan teknis (bimtek) dan bantuan dari Dinas Perkebunan.

            Adapun penyampaian materi dari nasasumber MKC, yakni mengenai perkembangan karet di Kalimantan Timur, meningkatkan kualitas bokar, tata niaga, dan kemitraan.

Sementara itu, ada hal-hal pokok yang perlu diketahui oleh para pekebun, di antaranya pabrik pengolahan karet alam membutuhkan bahan baku bokar yang sesuai dengan standar, terdapat hubungan nyata antara kualitas bokar yang diperdagangkan dengan harga yang diterima petani, serta panjangnya rantai pemasaran mengakibatkan bagian harga yang diterima petani menjadi semakin kecil.

            Oleh karena itu, PT MKC menjamin komoditas karet yang dihasilkan petani, untuk diterima di pabrik berapa pun jumlahnya dengan mutu bokar sesuai dengan standar. Lalu, memberikan bantuan teknis untuk menghasilkan kualitas yang baik, di antaranya penyuluhan cara menyadap yang baik, merekomendasikan penggumpal karet yang dianjurkan, dan penyimpanan karet, serta pihak MKC mendorong pekebun di Segoi dan Sika Makmur membentuk UPPB agar bisa bermitra.

            Dalam rangkaian sosialiasi tersebut, kepala dinas bersama tim dan marketing MKC melakukan kunjungan ke UPPB Etam Jaya di Desa Mukti Utama yang berselebahan dengan Desa Segoi Makmur. UUPB Etam Jaya juga telah bermitra dengan PT MKC, sehingga mendapatkan harga lebih tinggi yang biasa didapatkan dari pengepul karet. Selain itu, pembayaran diprioritaskan biasanya tiga hari setelah karet diterima.

            UPPB Etam Jaya telah memiliki gudang dan alat pengepresan karet untuk mendapatkan kadar karet kering yang tinggi. Dalam kesempatan ini, kepala dinas berdialog dengan anggota UPPB Etam Jaya, mereka menyampaikan jika membutuhkan alat transport untuk mengumpulkan karet-karet dari masing-masing anggota pekebun. Apabila tidak ada transportasi, anggota UPPB bisa kalah cepat dibandingkan pengepul dalam mendapatkan karet.(ml).

coba3.jpg

PT Multi Kusuma Cemerlang (PT MKC) dan Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur sebagai narasumber dalam sosialisasi bahan olahan karet (bokar) bersih.


Tinggalkan Komentar